close

Mengenal PSHT: Sejarah, Filosofi, dan Ajarannya

Apakah Anda tertarik dengan seni bela diri tradisional Indonesia yang kaya akan nilai filosofi dan spiritualitas? Jika ya, maka Anda harus mengenal Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Organisasi bela diri yang didirikan di Madiun, Jawa Timur, pada tahun 1922 ini telah memiliki sejarah panjang dan kontribusi besar dalam perkembangan seni bela diri di Indonesia. PSHT tidak hanya mengajarkan teknik bela diri yang efektif, tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur seperti persaudaraan, disiplin, dan patriotisme.

Artikel ini akan membahas secara detail tentang PSHT, mulai dari sejarah berdirinya, filosofi yang mendasari ajarannya, hingga beragam teknik bela diri yang diajarkan. Anda akan diajak untuk menyelami lebih dalam tentang PSHT dan memahami mengapa organisasi ini begitu dihormati dan dicintai oleh banyak orang di Indonesia. Siapkan diri Anda untuk menemukan sisi menarik dari seni bela diri tradisional Indonesia ini.

Sejarah Berdirinya PSHT

Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) merupakan salah satu perguruan silat terkemuka di Indonesia. Berdirinya PSHT berawal dari perjalanan spiritual dan pencarian ilmu bela diri oleh Ki Hadjar Hardjo Utomo, seorang tokoh spiritual dari daerah Kediri, Jawa Timur.

Pada tahun 1922, Ki Hadjar Hardjo Utomo yang saat itu masih muda, mengalami pengalaman spiritual yang mendalam. Ia kemudian berkelana mencari ilmu dan bertemu dengan Kyai Ageng Jambu di daerah Ponorogo. Dari Kyai Ageng Jambu, Ki Hadjar Hardjo Utomo mendapatkan ilmu bela diri dan ajaran spiritual yang kemudian menjadi cikal bakal PSHT.

Setelah menimba ilmu selama beberapa tahun, Ki Hadjar Hardjo Utomo kembali ke Kediri dan mulai mengajarkan ilmu bela diri yang ia peroleh kepada para pemuda di sekitarnya. Pada awalnya, ilmu bela diri ini disebut “Setia Hati”, yang kemudian berkembang menjadi “Persaudaraan Setia Hati” dan selanjutnya menjadi “Persaudaraan Setia Hati Terate“.

Dalam perkembangannya, PSHT mengalami berbagai pasang surut. Pada masa penjajahan Jepang, PSHT sempat terlarang. Namun, setelah kemerdekaan Indonesia, PSHT kembali berkembang dan menyebar ke seluruh penjuru tanah air. Sampai saat ini, PSHT terus berkembang dan memiliki jutaan anggota di seluruh Indonesia, bahkan di mancanegara.

Arti Lambang PSHT

Lambang Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) merupakan simbol yang sarat makna dan mengandung filosofi mendalam. Lambang ini menggambarkan nilai-nilai luhur dan ajaran yang dianut oleh perguruan silat ini.

Lambang PSHT terdiri dari beberapa elemen utama, yaitu:

  • Bintang Berujung Lima: Mewakili Pancasila sebagai dasar negara dan pedoman hidup bagi seluruh anggota PSHT.
  • Lingkaran: Melambangkan kesatuan dan persatuan yang erat di antara seluruh anggota PSHT.
  • Tangan Terbuka: Menunjukkan sifat welas asih, toleransi, dan saling menghormati antar sesama.
  • Kaki Terbuka: Menandakan kesiapan untuk membela kebenaran dan keadilan.
  • Huruf “PSHT”: Merupakan singkatan dari Persaudaraan Setia Hati Terate, yang menunjukkan nama dan jati diri perguruan silat ini.

Secara keseluruhan, lambang PSHT mengisyaratkan bahwa PSHT merupakan perguruan silat yang berlandaskan nilai-nilai luhur Pancasila, menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, serta memiliki jiwa ksatria yang siap membela kebenaran dan keadilan.

Filosofi dan Ajaran PSHT

PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) memiliki filosofi yang kuat yang mendasari seluruh ajaran dan praktiknya. Filosofi ini tertuang dalam “Suci, Setia, dan Terate”, yang merupakan motto organisasi.

Suci merujuk pada hati nurani yang bersih dan terbebas dari sifat-sifat tercela seperti dengki, iri, dan sombong. Setia berarti komitmen pada nilai-nilai luhur dan kesetiaan kepada Tuhan, bangsa, dan sesama. Terate merupakan spirit perjuangan dan pantang menyerah dalam menghadapi segala tantangan hidup.

Ajaran PSHT berfokus pada pengembangan karakter, moral, dan spiritualitas melalui latihan bela diri. Latihan ini tidak hanya mengajarkan teknik fisik, tetapi juga nilai-nilai luhur seperti:

  • Disiplin dan tanggung jawab
  • Kemandirian dan keuletan
  • Kerendahan hati dan kesederhanaan
  • Persaudaraan dan toleransi
  • Cinta tanah air dan bangsa

Melalui ajaran ini, PSHT ingin mencetak generasi muda yang tidak hanya memiliki kemampuan bela diri, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan berakhlak mulia, sehingga dapat menjadi agen perubahan positif di masyarakat.

Kata-Kata Mutiara PSHT tentang Persaudaraan

Persaudaraan merupakan inti dari ajaran Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Melalui “nguri-nguri kabudayan”, PSHT mengajarkan pentingnya solidaritas, kasih sayang, dan toleransi dalam bermasyarakat. Berikut beberapa kata-kata mutiara PSHT tentang persaudaraan:

“Satukan jiwa, satu tekad, satu tujuan, dan bersatu padu dalam persaudaraan.” Kalimat ini menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam mencapai tujuan bersama.

“Persaudaraan sejati adalah persaudaraan yang dilandasi oleh cinta kasih, tanpa pamrih dan tanpa batas.” Ungkapan ini menggambarkan bahwa persaudaraan bukan sekedar ikatan, melainkan juga tentang pengorbanan dan kasih sayang yang tulus.

“Bersama dalam suka dan duka, dalam menang dan kalah. Itulah makna persaudaraan sejati.” Kata-kata ini menunjukkan bahwa persaudaraan sejati tidak hanya di saat senang, tetapi juga di saat susah.

“Persaudaraan PSHT adalah persaudaraan yang melampaui batas suku, agama, dan ras.” Ini menegaskan bahwa PSHT menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan tanpa memandang latar belakang seseorang.

Melalui kata-kata mutiara tersebut, PSHT ingin menanamkan nilai-nilai luhur tentang persaudaraan kepada seluruh anggotanya. Diharapkan, dengan memahami makna persaudaraan, anggota PSHT dapat menjadi insan yang bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa.

Kata-Kata Bijak PSHT tentang Kehidupan

Perguruan Silat Setia Hati Teratai (PSHT) tak hanya mengajarkan bela diri, tetapi juga nilai-nilai luhur kehidupan. Ajarannya tertuang dalam kata-kata bijak yang menjadi pedoman bagi para pesilatnya.

Salah satu kata bijak PSHT yang terkenal adalah “Hidup itu seperti air, mengalir terus menerus tanpa henti.” Makna di baliknya adalah perjalanan hidup yang tak pernah berhenti, penuh dengan tantangan dan rintangan yang harus dihadapi dengan tekad dan semangat yang kuat.

Kata bijak lainnya yang menginspirasi adalah “Latihlah dirimu untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain.” Pesan ini mendorong para pesilat untuk menebarkan kebaikan dan membantu sesama, bukan hanya untuk diri sendiri.

PSHT juga mengajarkan “Kejujuran dan kesederhanaan adalah kunci kebahagiaan.” Menjalani hidup dengan jujur dan sederhana akan membawa ketenangan batin dan kebahagiaan sejati.

Kata-kata bijak PSHT menjadi panduan bagi para pesilatnya untuk menjalani kehidupan dengan penuh makna dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Ajarannya menginspirasi para pesilat untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia, bertanggung jawab, dan berguna bagi masyarakat.

Leave a Comment