Mengenal Kalimat Pasif: Pengertian, Ciri, dan Contoh Penggunaannya

Pernahkah Anda mendengar istilah kalimat pasif? Kalimat ini seringkali digunakan dalam berbagai situasi, baik dalam penulisan resmi maupun percakapan sehari-hari. Namun, tidak semua orang memahami dengan baik apa itu kalimat pasif, bagaimana ciri-cirinya, dan kapan sebaiknya kita menggunakannya. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai kalimat pasif, mulai dari pengertian, ciri, hingga contoh-contoh penggunaannya.

Dengan memahami kalimat pasif, Anda akan mampu berkomunikasi lebih efektif dan terstruktur. Anda juga akan dapat mengidentifikasi penggunaan kalimat pasif yang tepat dalam berbagai konteks. Simak penjelasan detailnya di artikel ini, dan tingkatkan kemampuan Anda dalam berbahasa Indonesia!

Apa itu Kalimat Pasif?

Kalimat pasif adalah kalimat yang menyatakan bahwa subjek mengalami suatu tindakan, bukan melakukan tindakan. Dalam kalimat pasif, objek menjadi subjek, dan subjek asli menjadi objek atau tidak disebutkan sama sekali. Perhatikan contoh berikut:

Kalimat aktif: Andi menulis surat.

Kalimat pasif: Surat ditulis oleh Andi.

Pada kalimat aktif, “Andi” adalah subjek yang melakukan tindakan “menulis.” Sedangkan pada kalimat pasif, “surat” menjadi subjek yang mengalami tindakan “ditulis” oleh “Andi.”

Ciri-Ciri Kalimat Pasif

Kalimat pasif merupakan kalimat yang subjeknya mengalami atau menerima tindakan. Ciri-ciri kalimat pasif dapat dikenali melalui beberapa aspek, antara lain:

1. Subjek kalimat pasif merupakan objek yang menerima tindakan, bukan pelaku.

2. Kata kerja dalam kalimat pasif selalu berbentuk kata kerja pasif, yang umumnya dibentuk dengan menggunakan kata kerja “di-“, “ter-“, atau “di-” diikuti oleh bentuk dasar kata kerja.

3. Pelaku dalam kalimat pasif, jika ada, dinyatakan dengan kata depan “oleh” atau “dari”.

Fungsi dan Penggunaan Kalimat Pasif

Kalimat pasif memiliki beberapa fungsi penting dalam bahasa Indonesia. Fungsi utama dari kalimat pasif adalah untuk **menekankan objek** yang menerima tindakan, bukan subjek yang melakukan tindakan.

Contohnya, dalam kalimat “Budi memakan apel,” subjeknya adalah “Budi” dan objeknya adalah “apel.” Jika kita ubah menjadi kalimat pasif, menjadi “Apel dimakan Budi,” objek “apel” menjadi fokus kalimat.

Selain itu, kalimat pasif juga digunakan untuk **menghilangkan subjek** yang tidak diketahui, tidak penting, atau tidak ingin disebutkan. Misalnya, “Mobil itu dicuri.” Dalam kalimat ini, kita tidak tahu siapa yang mencuri mobil tersebut, jadi subjek dihilangkan.

Berikut adalah beberapa contoh penggunaan kalimat pasif dalam berbagai konteks:

  • Berita: “Gempa bumi berkekuatan 7,0 SR mengguncang wilayah Sumatera Barat.” (Fokus pada objek gempa)
  • Ilmiah: “Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa virus tersebut dapat dihilangkan dengan menggunakan metode X.” (Fokus pada objek virus)
  • Formal: “Permohonan Anda telah diterima dan akan diproses lebih lanjut.” (Fokus pada objek permohonan)

Secara keseluruhan, kalimat pasif memiliki peran penting dalam bahasa Indonesia, terutama untuk mengontrol fokus kalimat dan menyingkat informasi.

Contoh Kalimat Pasif dalam Berbagai Tenses

Setelah memahami pengertian dan ciri kalimat pasif, mari kita bahas contoh kalimat pasif dalam berbagai tenses. Berikut contohnya:

Present Tense

Contoh:

  • Buku itu dibaca oleh siswa.
  • Surat itu ditulis oleh sekretaris.

Past Tense

Contoh:

  • Mobil itu dibeli oleh ayah kemarin.
  • Kue itu dibuat oleh ibu tadi pagi.

Future Tense

Contoh:

  • Proyek ini akan diselesaikan oleh tim besok.
  • Pertandingan itu akan disiarkan di televisi nanti malam.

Present Perfect Tense

Contoh:

  • Surat itu sudah dikirim oleh kurir.
  • Pekerjaan itu telah selesai oleh pekerja.

Past Perfect Tense

Contoh:

  • Buku itu sudah dibaca oleh siswa sebelum ujian.
  • Mobil itu telah diperbaiki oleh mekanik sebelum digunakan.

Future Perfect Tense

Contoh:

  • Proyek itu akan selesai diselesaikan oleh tim sebelum akhir bulan.
  • Pertandingan itu akan sudah selesai disiarkan di televisi sebelum jam 10 malam.

Membedakan Kalimat Pasif dan Kalimat Aktif

Dalam bahasa Indonesia, kita mengenal dua jenis kalimat berdasarkan fungsinya, yaitu kalimat aktif dan kalimat pasif. Kedua jenis kalimat ini memiliki perbedaan yang mendasar dalam struktur dan penyampaiannya.

Kalimat aktif adalah kalimat yang menggambarkan pelaku sebagai subjek kalimat dan melakukan suatu tindakan. Pelaku dalam kalimat aktif biasanya berada di awal kalimat dan diikuti oleh objek yang dikenai tindakan. Contoh:
“Anak laki-laki itu menendang bola.”

Dalam kalimat ini, subjek adalah “anak laki-laki” dan objek adalah “bola.” Anak laki-laki merupakan pelaku yang melakukan tindakan “menendang” terhadap bola.

Kalimat pasif adalah kalimat yang menggambarkan objek sebagai subjek kalimat dan mengalami tindakan dari pelaku. Dalam kalimat pasif, pelaku biasanya tidak disebutkan atau ditulis setelah kata “oleh.” Contoh:
“Bola ditendang oleh anak laki-laki itu.”

Di sini, subjeknya adalah “bola” yang mengalami tindakan “ditendang” oleh pelaku, yaitu “anak laki-laki itu.”

Perbedaan paling mendasar antara kalimat aktif dan pasif terletak pada penempatan subjek dan objek. Dalam kalimat aktif, subjek melakukan tindakan, sementara dalam kalimat pasif, subjek mengalami tindakan.

Selain itu, penggunaan kata kerja juga menjadi pembeda. Kata kerja pada kalimat aktif menggunakan bentuk dasar, sedangkan kata kerja pada kalimat pasif menggunakan bentuk pasif, yaitu “di-” + kata kerja dasar.

Memahami perbedaan antara kalimat aktif dan pasif penting dalam memahami makna dan konteks suatu kalimat. Penggunaan keduanya dapat memberikan efek yang berbeda dalam sebuah teks.

Leave a Comment