Suhu Penetasan Telur Ayam Bangkok
Ijin tanya bos, untuk telur ayam bangkok, suhu dan kelembaban diangka berapa bos?
Kelembabpan 55 – 65 dan paling tinggi, kalau lebih dari itu saya turunin. Kalau suhu saya pakai 37,5 – 38 posisi hidup.. Dan posisi mati di 38,0, itu pengalaman saya, tapi pengalaman orang beda-beda.
Tapi ada juga yang bilang kelembaban 50/60.. ya diantara 50 -60an. Tergantung cuaca di daerahnya masing-masing.
Sebagai tambahan, temenku pernah netasin telur ayam bangkok pakai mesin tetas, kelembapan tanpa air, 50 butir telor ayam bangkok gagal semua. Jadi agar berhasil kira-kira kasih air bawahnya pakai nampan, airnya setengah nampan. 90% InsyaAllah netas. Dan usahakan 50-60% aja.
Kelembapan tinggi buka lubang udara. bukan naikan suhu. Kelembapan rendah tutup lubang udara. kelembapan tinggi suhu di tambah. malah jadinya kelembapan tambah tinggi. dari panas akan menguap jadi air. keringat.
Kalau bisa air tetap ada. seperlunya aja. jangan salah salah. Kelembapan tinggi, buka lubang udara. kelembapan rendah tutup lubang udaranya. Suhu tetap jangan di otak atik lagi. Kecuali setelah hari 15 suhu di tambah. Supaya kelembapan ikut naik.
Kesimpulan : suhu penetasan kisaran 37.5-38.0 kelembaban 55-60
Ciri-ciri Telur Ayam Bangkok tidak Menetas
Kali ini saya mau berbagi pengalaman mengenai ciri ciri telur yang sebaiknya jangan dimasukkan ke dalam mesin, karena sering zonk.
1. Telur yang bentuknya tidak sempurna.
Kadang ada telur yang bentuk ovalnya tidak pas dan terlihat salah cetak. Hal ini terjadi karena saat telur melewati anus ayam, indukan yang bertelur mendapat gangguan dari ayam lain. Sehingga telur yang keluar bentuknya tidak sempurna.
Saat pertama keluar dari anus ayam telur itu kondisinya panas dan lembek beberapa saat, hingga akhirnya mengeras. Kalau saat mengeluarkan telur induknya diganggu atau dikagetkan oleh ayam lain, maka telur yang keluar akan cacat.
Nah, telur telur seperti ini seringnya gagal menetas. Jadi lebih baik dikonsumsi saja.
2. Telur yang baru keluar dari indukan ayam.
Untuk yang satu ini, saya rasa persentasenya 50:50. Telur yang baru keluar jika langsung kita masukkan ke mesin, bisa jadi akan menetas, namun banyak juga yang gagal menetas.
Jadi sebaiknya telurnya disimpan dulu di dapur, dengan suhu ruangan yang tidak terlalu panas. Setelah 2 atau 3 hari, baru masukkan ke dalam mesin. Agar peluang fertil dan menetasnya lebih tinggi.
3. Telur yang ada rel (codet) nya.
Agak jarang ketemu ini, tapi kalau ketemu telur yang begini sebaiknya telurnya digoreng aja.
Ini jelas kelainan. Ada masalah dengan anus indukan, sehingga telur yang keluar selalu menyisakan bekas seperti garis (kayak codet).
4. Telur yang terlalu berkapur.
Saya kurang paham kenapa bisa terjadi, namun kalau kadar kapur pada cangkang telur terlalu banyak bisa membuat persentase menetasnya mengecil. Tapi ada juga yang menetas, saya kan bilang persentasenya aja yang mengecil.
5. Telur yang terlalu banyak menerima guncangan.
Telur yang terlalu banyak menerima guncangan sebelum masuk mesin tetas berpeluang bloodring dan gagal untuk menetas. Guncangan atau getaran yang terlalu banyak menghancurkan cikal bakal embrio telur. Maka dari itu sangat tidak disarankan meletakkan telur di atas kulkas, karena kulkas akan memberikan getaran dan guncangan yang dapat merusak telur.
Ini juga jadi pertimbangan buat kawan-kawan yang mau membeli telur fertil dari luar kota. Kita harus memastikan diantar naik apa telurnya. Kalau di perjalanan terlalu banyak menderita guncangan, maka dipastikan telurnya akan bloodring dan gagal menetas.
6. Telur yang sudah terlalu lama disimpan.
Batas akhir penyimpanan telur untuk dimasukkan ke dalam mesin sebaiknya 7 hari. Sehingga rumusan yang baik mengenai telur yang bagus untuk dimasukkan ke mesin adalah yang berusia 3-7 hari.
7. Telur yang dingin dan kopyor
Telur bisa menjadi kopyor (buyar kuning telurnya) karena telur kedinginan atau masuk angin. Penyebabnya seringnya adalah disimpan di luar rumah dan atau terkena air hujan.
Telur ini biasanya meninggalkan bekas seperti bulatan bulatan kecil di cangkang telur.
***
Kita harus menghindari telur telur seperti ini untuk dimasukkan ke dalam mesin tetas, agar kita tidak kecewa, tidak buang-buang waktu dan biaya, serta mendapatkan hasil yang optimal.
Oke, semoga bermanfaat, salam blacan.